Oleh : Deri Suyatma
PENDAHULUAN
Berbicara tentang sumber belajar, tidak terlepas dari pembahasan proses belajar itu sendiri. Proses belajar menurut konsep Islam sebagaimana dikemukakan oleh Sjahminan Zaini adalah melatih, menggunakan, memfungsikan serta mengoptimalkan fungsi macam-macam alat (indera luar dan dalam) yang telah dianugerahkan oleh Allah secara integral dalam pelbagai aspek kehidupan sebagai manifestasi dari rasa syukur kepada-Nya. [1]
Kegiatan belajar dalam Islam tidak memandang batas waktu dan tenpat. Hal tersebut sebagaimana sabda Rasulallah saw yang artinya “Carilah ilmu itu sejak dari ayunan sampai masuk ke liang lahat”(HR. Muslim). Sedangkan tujuan belajar dalam islam adalah terpadunya iman, ilmu, dan amal seseorang. Hal ini terwujud dalam karakteristik penampilan diri seseorang serta kepribadiannya yang mengimani Islam secara mantap dengan dilandasi oleh ilmu Islam, dan mampu mengaktualisasikan ilmunya selaras dengan nilai-nilai iman, serta senantiasa mengamalkan Islam dalam pelbagai aspek kehidupannya, mendakwahkan Islam dalam berbagai bidang, dan tetap teguh/istiqamah dan sabar dalam ber-Islam. [2]
Dari urian di atas dapat kita pahami bahwa kegiatan belajar pada dasarnya merupakan sebuah proses untuk mengintegrasikan iman, ilmu dan amal dengan memfungsikan dan mengoptimalkan berbagaimacam alat indera (luar dan dalam) secara integral dalam berbagai aspek kehidupan. Sebagai konsekuensinya pendidikan Islam harus menyediakan berbagai media dan sumber belajar untuk mencapai hasil pendidikan yang diharapkan.
Namun pada kenyataanya, masih belum berubahnya paradigma para guru akan perannya dalam proses pembelajaran. Hal tersebut dapat dilihat dari masih banyaknya guru yang mengandalkan cara mengajar dengan model konvensional, dimana siswa diposisikan sebagai objek kegiatan belajar, sehingga guru dianggap satu-satunya sebagai sumber belajar bagi siswa. Hal tersebut juga dapat kita jumpai pada model pembelajaran di pesantren-pesantren tradisional yang pada umumnya memposisikan kyai atau ustadz dan kitab sebagai sumber pengetahuan utama dalam pembelajaran. Padahal banyak sekali model pembelajaran yang lebih mengkondisikan siswa berinnteraksi secara aktif dengan berbagai sumber belajar yang dapat membantu proses pembelajarannya.
Selain tersebut di atas, pada umumnya lembaga-lembaga pendidikan Islam masih enggan memanfaatkan berbagai sumber belajar dengan alasan tidak perlu dan atau terbentur pada anggaran biaya pendidikan, sehingga tidak mendorong para guru yang mengajar di lembaganya untuk memanfaatkan berbagai sumber belajar dalam kegiatan pembelajaran. Padahal sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan ( learning resources by utilization) cukup banyak.
وَاللَّهُ أَخْرَجَكُمْ مِنْ بُطُونِ أُمَّهاتِكُمْ لا تَعْلَمُونَ شَيْئاً وَجَعَلَ لَكُمُ السَّمْعَ وَالْأَبْصارَ وَالْأَفْئِدَةَ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Artinya: “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. [2]
Menurut Winkel (1996:36) sebagaimana dikutip Liandiani, belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. [4]
Sedangkan yang dimaksud sumber belajar sebagaimana dikemukakan oleh Sadiman, Arief S (2004) adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk belajar, yakni dapat berupa orang, benda, pesan, bahan, teknik, dan latar. [5] Sumber belajar mencakup apa saja yang dapat digunakan untuk membantu setiap orang untuk belajar dan manampilkan kompetensinya. Sumber belajar meliputi, pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan latar (AECT 1994).
Walaupun di dalam Al-qur’an tidak dijelaskan secara eksplisit apa itu sumber belajar, namun banyak sekali dijelaskan di dalam al-Qur’an dari mana seseorang dapat belajar sehingga memperoleh pengetahuan. Al-Quran menyuruh manusia mempelajari system dan skema penciptaan, keajaiban-keajaiban alam, sebab-sebab dan akibat-akibat seluruh benda-benda yang ada, kondisi-kondisi organisme hidup, bahkan diri manusia itu sendiri. Seluruh tanda-tanda kekuasaan Allah yang ada di alam semesta merupakan sesuatu yang dapat digunakan manusia untuk belajar.
Dari uraian di atas dapat kita pahami bahwa belajar pada hakikatnya melatih, mengunakan, dan memfungsikan berbagai macam alat indera serta goptimalkan fungsinya dalam berinteraksi aktif dengan lingkungan sehingga terjadi perubahan pada diri seseorang. Sebagai konsekwensi agar terjadi proses belajar tersebut dibutuhkan segala sesuatu yang mengandung informasi dan dirancang atau dimanfaatkan untuk belajar, baik berupa orang, pesan, bahan, alat, teknik atau latar lingkungan. Jadi sumber belajar adalah segala sesuatu yang mengandung informasi dan dimanfaatkan oleh seseorang agar terjadi perubahan pada dirinya dengan menggunakan, menfungsikan berbagai macam alat indera secara optimal.
Adapaun istilah Pendidikan Islam mengandung beberapa pengertian sebagaimana dikemukakan oleh Muhaimin dkk. Pertama, Pendidikan Islam diartikan sebagai Pendidikan Islami. Dalam pengertian ini, yang dimaksud dengan Pendidikan Islam adalah pendidikan menurut Islam, yakni pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam sumber dasarnya, yaitu Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Kedua, Pendidikan Islam diartikan sebagai Pendidikan Agama Islam. Pendidikan Islam yang dimaksud dalam pengertian ini adalah Pendidikan ke-Islam-an, yakni upaya mendidikkan agama Islam atau ajaran Islam dan nilai-nilainya, agar menjadi way of life seseorang.
Ketiga, Pendidikan Islam diartikan sebagai Pendidikan dalam Islam. Yang dimaksud Pendidikan Islam dalam pengertian ini adalah proses dan praktik penyelenggaraan pendidikan yang berlangsung dan berkembang dalam sejarah umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad Saw sampai sekarang. Dalam pengertian ini Pendidikan Islam dapat dipahami sebagai proses pewarisan ajaran agama, budaya dan peradaban umat Islam dari generasi ke generasi sepanjang sejarah.
Jadi yang dimaksud dengan sumber belajar dalam pendidikan Islam, dapat berarti 1. sumber belajar yang digunakan dalam pendidikan yang dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai Islam; 2. atau juga dapat berarti sumber belajar yang digunakan dalam upaya mendidikkan ajaran Islam; 3. juga dapat berarti sumber belajar yang digunakan dalam sejarah penyelenggaraan dan perkembangan pendidikan umat Islam sejak zaman Nabi Muhammad hingga sekarang.
Sumber belajar dari segi pendidikan formal adalah segala sumber yang dimanfaatkan dalam kegiatan belajar di sekolah, sedangkan dari segi pendidikan non formal adalah proses pembelajaran seorang manusia dengan lingkunghan sekitarnya serta dengan berbagai media yang ada. Sejalaan dengan hal tersebut, menurut Edgar Dale sebagaimana dikutip oleh Ahmad Rohani HM sumber belajar adalah pengalaman-pengalaman yang pada dasarnya sangat luas, yakni seluas kehidupan yang mencakup segala sesuatu yang dapat dialami, yang dapat menimbulkan peristiwa belajar.[7]
Menurut Ramayulis (2010:214) sumber belajar dalam pendidikan Islam dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu sumber pokok dan sumber tambahan. [8]
- 1. Sumber Pokok
- Al-Qur’an
Al-Qur’an merupakan sumber utama dari ilmu pengetahuan yang langsung disampaikan Allah kepada Rasulnya. Disamping mengandung petunjuk-pentunjuk dan tuntunan-tuntunan yang bersifat ubudiyah dan akhlaqiyah, juga mengandung petunjuk yang dapat dijadikan pedoman manusia untuk mengelola dan menyelidiki alam semesta, atau untuk mempelajari gejala-gejala dan hakekat hidup yang dihadapi dari masa ke masa.
Oleh karena itu dalam pendidikan Islam, Al-Qur’an merupakan sumber belajar utama. Secara historis pada masa awal pertumbuhan Islam, nabi Muhammad saw menjadikan Al Quran sebagai sumber belajar, disamping beliau sendiri melalui ucapan, perbuatan dan ketetapan beliau (sunnah) juga menjadi sumber pendidikan agama Islam. Firman Allah SWT Q.S An Nahl:64
وَمَا أَنْزَلْنَا عَلَيْكَ الْكِتَابَ إِلَّا لِتُبَيِّنَ لَهُمُ الَّذِي اخْتَلَفُوا فِيهِ ۙ وَهُدًى وَرَحْمَةً لِقَوْمٍ يُؤْمِنُونَ
Artinya : “Dan kami tidak menurunkan kepadamu al kitab (Al Quran) ini melainkan agar kamu dapat menjelaskan kepada mereka perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman”.
- As-Sunnah
As-Sunnah merupakan sumber kedua setelah Al-Qur’an. Amalan yang dikerjakan oleh Rasulallah dalam proses perubahan hidup sehari-hari menjadi sumber belajar yang pokok setelah Al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena Allah SWT menjadikan Rasulallah sebagai teladan bagi umatnya. Firman Allah SWT Q.S Al-Ahzab:21
لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِمَنْ كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيرًا
Artinya : “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah”.
Rasulullah juga menegaskan sebagaimana sabdanya :
تَرَكْتُ فِيكُمْ أَمْرَيْنِ، لَنْ تَضِلُّوا مَا تَمَسَّكْتُمْ بِهِمَا: كِتَابَ اللَّهِ وَسُنَّةَ نَبِيِّهِ
Artinya : “Kutinggalkan untuk kamu dua perkara (pusaka) tidaklah kamu akan tersesat selama-lamanya, selama kamu masih berpegang kepada keduanya yaitu Kitabullah dan Sunnah Rasulullah” (HR. Malik).[9]
- 2. Sumber Tambahan
Sebagaimana dikemukakan di atas, dalam arti luas sumber belajar (learning resources) adalah segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (peserta didik) dan yang memungkinkan (memudahkan) terjadinya proses belajar. Dari pengertian tersebut maka selain Al-Quran dan Assunnah, banyak sumber belajar lain yang dapat dimanfaatkan dalam proses belajar seseorang. Sumber-sumber belajar tersebut adalah Segala ciptaan Allah yang ada di bumi dan di langit. Sumber belajar tersebut dapat dikelompokan menjadi dua yaitu :
- Sumber belajar yang dirancang (Learning resource by Design)
Learning resource by Design adalah sumber belajar yang memang sengaja dibuat untuk tujuan pembelajaran. Contohnya adalah : buku pelajaran, modul, program audio, transparansi (OHT).
- Sumber belajar yang sudah tersedia dan tinggal dimanfaatkan (Learning Resource by Utilization )
Learning Resource by Utilization adalah sumber belajar yang tidak secara khusus dirancang untuk keperluan pembelajaran, namun dapat ditemukan, dipilih dan dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Contohnya: pejabat pemerintah, tenaga ahli, pemuka agama, olahragawan, kebun binatang, waduk, museum, film, sawah, terminal, surat kabar, siaran televisi, dan masih banyak yang lainnya.
Berikut adalah ayat-ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang hal-hal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar :
1) Ciptaan Allah di alam semesta
أَفَلَمْ يَنْظُرُوا إِلَى السَّمَاءِ فَوْقَهُمْ كَيْفَ بَنَيْنَاهَا وَزَيَّنَّاهَا وَمَا لَهَا مِنْ فُرُوجٍ (٦) وَالأرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (٧)تَبْصِرَةً وَذِكْرَى لِكُلِّ عَبْدٍ مُنِيبٍ (8)
Artinya : “ Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atasnya, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun. Dan kami hamparkan bumi itu dan kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah di pandang mata. Untuk menjadi pelajaran dan peringatan bagi tiap-tiap hamba yang kembali mengingat Allah.” (Q.S Qaaf:6-8)
2) Orang (narasumber)
فَاسْأَلُوا أَهْلَ الذِّكْرِ إِنْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُونَ
Artinya : Maka bertanyalah kepada orang yang mempunyai pengetahuan jika kamu tidak mengetahui. (Q.S An Nahl:43)
3) Lingkungan keluarga
وَإِذْ قَالَ لُقْمَانُ لإبنِهِ وَهُوَ يَعِظُهُ يَا بُنَيَّ لا تُشْرِكْ بِاللَّهِ إِنَّ الشِّرْكَ لَظُلْمٌ عَظِيمٌ
Artinya : “Dan (ingatlah) ketika Luqman berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi nasehat kepadanya: “Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar.”(Q.S Luqman:13)
4) Lingkungan Sosial
وَالَّذِينَ تَبَوَّءُوا الدَّارَ وَالْإِيمَانَ مِنْ قَبْلِهِمْ يُحِبُّونَ مَنْ هَاجَرَ إِلَيْهِمْ وَلَا يَجِدُونَ فِي صُدُورِهِمْ حَاجَةً مِمَّا أُوتُوا وَيُؤْثِرُونَ عَلَىٰ أَنْفُسِهِمْ وَلَوْ كَانَ بِهِمْ خَصَاصَةٌ ۚ وَمَنْ يُوقَ شُحَّ نَفْسِهِ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya : “Dan orang-orang yang telah menempati kota madinah dan telah beriman (Ansar) sebelum kedatangan mereka (Muhajirin), mereka mencintai orang yang berhijrah kepada mereka. Dan mereka tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa di berikan kepada mereka (orang Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri. Sekalipun mereka memerlukan (apa yang mereka berikan itu). Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya; mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Al-Hasyr:9)
Di dalam ayat ini terdapat gambaran dimana hidup bermasyarakat yang di gambarkan oleh kaum Ansar terhadap kaum Muhajirin, merupakan pelajaran yang dapat dipetik dalam pengembangan pendidikan dan ilmu pengetahuan.
[1] Syahminan Zaini, Prinsip-Prinsip Dasar Konsepsi Pendidikan Islam (Jakarta: Kalam Mulia, 1986), hlm. 9
[2] Ibid., hlm. 67
[3] Ibid., hlm. 9
[4] Al-Qur’an dan Terjemahnya, Al-Qur’an dan Terjemahnya, ( Bandung: CV. Penerbit Jumanatul ‘Ali-Art), hlm. 543
[5] Liandiani, Pengembangan Sumber Belajar, (Makalah Pendidikan, 2004), hlm. 3
[6] Sadiman, Arief S., Pendayagunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pembelajaran, (makalah, 2004).